Denny Enambelasan09: 2012

Senin, 17 September 2012

SEKAPUR SIRIH DAERAH PEMIKAT MATA PENGUNJUNG

Sekilas tentang daerah pelosok yang kaya akan sumber daya alam, baik itu hayati maupun nabati.

“Toraja” To=Orang(asal/suku), Raja=Raja/Penguasa; makna nama ini saya dapat dari guru SD saya beberapa tahun lalu ketika belajar tentang sejarah daerah. Menurut cerita turun-temurun nenek moyang yang pertama kali memperkenalkan budaya di toraja berasal dari suatu daerah yang saat itu belum jelas, mereka datang dengan berlayar menggunakan perahu yang bersandar di teluk Bone, Sulawesi selatan. Saat itu mereka datang berombongan entah mungkin 1 keluarga besar berimigrasi mencari daerah yang subur akan sumber daya alamnya.

Ketika mereka tiba di sebuah daerah yang sesuai dengan kriteria pencaiannya mereka lansung mengolah daerah itu mulai dari pertanian dan peternakan, dan mereka berinisiatif membuat suatu bangunan yang menyerupai alat transportasi(perahu) yang membawa mereka menemukan daerah tersebut sehingga muncullah Rumah Tonggkonan yang depan belakangnya menyerupai struktur Perahu Phinisi.

Entah bagaimana mulanya sehingga muncul lagi budaya pendukung seperti rambu solo’(upacara pemakaman jenasah/berkabung) dalam upacara ini terkait dengan penyembelihan kurban berupa Babi dan Kerbau hal tersebut diyakini nenek moyang toraja agar arwah yang ditujukan membawa bekal atau menadapat alat transportasi berupa kurban-kurban yang disembelih untuk menuju akhirat; adapun budaya rambu tuka’(acara syukururan) dalam hal ini penyembelihan berupa babi dan ayam ditujukan untuk rasasyukur atas berkat Tuhan YME atas berkatnya berupa, hasil panen yang baik, diperjodohkan, dll.

Budaya-budaya unik inilah yang menarik mata wisatawan untuk datang bebondong-bondong di toraja, ada pun faktor pendukung berupa wisata alam tak kalamerariknya juga seperti; pemandangan yang megah, beberapa permandian alam spektakuler, liang batu/kuburan batu, dsbg.